Di
dalam GBHN 1978 dinyatakan bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga,sekolah
dan masyarakat.Karena itu pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara
keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Sementara
itu, di
dalam GBHN 1993 dinyatakan pula,
bahwa Pendidikan Nasional dikembangkan secara terpadu dan
serasi, baik antara berbagai jalur,
jenis, dan jenjang pendidikan maupun antara sektor pendidikan dengan sektor
pembangunan lainnya serta antar
daerah. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan seluas-luasnya untuk
berperan serta dalam penyelenggaraan
pendidikan nasional.
A. KONSEP DASAR PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Tentang konsep pendidikan seumur hidup,
sebenarnya sudah sejak
lama dipikirkan oleh para pakar pendidikan
dari zaman ke zaman.Apalagi bagi
ummat Islam, jauh sebelum
orang-orang barat mengangkatnya,Islam sudah mengenal pendidikan
seumur hidup, sebagaimana dinyatakan
oleh hadist Nabi Muhammad SAW. Yang berbunyi :“ Tuntutlah ilmu dari buaian sampai
ke liang lahat”.Konsep tersebut menjadi
aktual kembali terutama dengan terbitnya
buku “An Introduction to lifelong Education”, pada tahun 1970 karya Paul Lengrand,1
yangdikembangkan lebih lanjut oleh UNESCO.
Asass
pendidikan seumur hidup itu merumuskan suatu asas bahwa proses Pendidikan
merupakan suatu proses kontimu, yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal dunia.Proses
pendidikan ini mencakup bentuk-bentuk belajar informal maupun formal baik yang
berlangsung dalam keluarga, di sekolah, didalam
pekerjaan dan dlam kehidupan masyarakat.
Untuk
Indonesia
sendiri, konsepsi pendidikan pendidikan
seumur hidup baru
mulai dimasyarakat melalui kebijaksanaan
Negara ( TAP MPR No. IV/1973 jo.
TAP No.IV / MPR / 1978 Tentang
GBHN ) yang menetapkan
prinsip-prinsip pembangunan
nasional, antara lain :
1. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam
rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan
pembangunan seluruh rakyat Indonesia ( arah pembangunan jangka
panjang ).
2
2. Pendidikan berlangsung seumur
hidup dan dilaksanakan di dalam keluarga ( rumah tangga ), sekolah dan
masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
keluarga, masyarakat, dan pemerintah ( bab IV
GBHN bagian Pendidikan
).
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989,
penegasan tentang pendidikan seumur
hidup, dikemukakan dalam pasal 10
ayat 1 yang berbunyi : “
penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan
melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah”. Jalur
pendidikan luar sekolah dala hal ini termasuk di dalamnya pendidikan keluarga,
dan pendidikan masyarakat.
Dasar dari pendidikan seumur hidup bertitik
tolak atas keyakinan, bahwa proses pendidikan dapat berlangsung selama
manusia hidup, baik didalam maupun diluar
sekolah.
B. DASAR
PEMIKIRAN PENTINGNYA PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUP
Ada
bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa pendidikan seumur hidup
sangat penting.
Dasar pemikiran tersebut ditinjau dari beberapa segi, antara
lain :
1. Ideologis
Semua manusia dilahirkan ke dunia
mempunyai hak yang sama, khususnya hak
untuk
mendapatkan pendidikan dan peningkatan pengetahuan serta ketrampilannya.
Pendidikan
seumur hidup akan memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-
potensinya
sesuai kebutuhan hidupnya.
2. Ekonomis
Cara yang
paling efektif untuk
keluar dari lingkungan
kemelaratan yang
menyebabkan
kebodohan, dan kebodohan menyebabkan kemelaratan ialah melalui
pendidikan.
Pendidikan
seumur hidup memungkinkan seseorang
untuk :
a
Meningkatkan produktivitas
b
Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki.
c
Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan dan sehat
dan
d.
Memiliki motivasi dalam mengasuh
dan mendidik anak-anaknya secara tepat,
sehingga peranan pendidikan keluarga
menjadi sangat besar dan penting.
3. Sosiologis
Pada umumnya di Negara – Negara sedang berkembang ditemukan masih
Banyaknya para orang tua yang kurang menyadari akan pentingnya pendidikan formal
bagi anak - anaknya.
Oleh
karena itu, banyak anak - anak
mereka yang kurang
mendapatkan pendidikan
formal, putus sekolah, dan atau tidak bersekolah sama-
3
sekali. Dengan demikian,
pendidikan seumur hidup bagi orang tua akan merupakan
pemecahan atas masalah tersebut.
4. Tehnologis
Di era globalisasi seperti sekarang ini, tampaknya dunia dilanda
oleh ekplosit ilmu pengetahuan
dan tehnologi ( IPTEK
) dengan berbagai produk yang dihasilkannya. Semua orang, tak
terkecuali para pendidik, sarjana, pemimpin dan sebagainya dituntut selalu
memperbaharui pengetahuan dan ketrampailannya, seperti apa yang terjadi di
negra-negara maju.
Bila
hal ini tidak dilakukan, maka kita
akan senantiasa tertinggal, sebab
bagaimanapun orang tidak bisa menutup dari terhadap segala kemajuan yang
melandanya.
5. Psikologis dan Paedagogis
Bagaimanapun diakui, bahwa perkembangan
iptek yang sangat pesat punya
dampak dan pengaruh besar terhadap berbagai konsep,
tehnik, dan metode pendidikan. Disamping itu perkembangan
tersebut juga makin luas dalam dan
komplek, yang menyebabkan ilmu pengetahuan tidak
mungkin lagi diajarkan
seluruhnya kepada anak didik disekolah.
Oleh sebab itu, tugas pendidikan
jalur sekolah yang utama
sekarang ini ialah mengajarkan
bagaimana cara belajar, menanamkan
motivasi yang kuat dalam diri
anak untuk belajar terus sepanjang hidupnya, memberikan ketrampilan
kepada anak didik secara efektif
agar dia mampu beradaptasi dengan masyarakat yang cenderung berubah secara
cepat. Berkenaan dlengan itulah, perlu diciptakan satu kondisi yang merupakan
aplikasi asas pendidikan seumur hidup atau life long education.
C. KONSEP-KONSEP KUNCI
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal adanya
4 macam konsep kunci, yaitu :
1. Konsep Pendidikan
seumur hidup itu sendiri
Sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup diartikan sebagai
tujuan
atau ide
formal untuk pengorganisasian dan
penstruktural pengalaman-
pengalaman pendidikan.Hal ini berarti pendidikan akan meliputi seluruh rentangan usia dari usia yang paling muda sampai paling
tua, dan
adanya basis institusi yang
amat berbeda dengan basis yang mendasari persekolahan konvensional.
2. Konsep belajar seumur hidup
Dalam pendidikan seumur hidup berarti
pelajar belajar karena respon terhadap keinginan yang didasari untuk belajar dan angan-angan
pendidikan menyediakan kondisi-kondisi
yang membantu untuk belajar.
Jadi istilah belajar ini
merupakan kegiatan yang dikelola walauupun tanpa organisasi sekolah dan
kegiatan inijustru mengarah kepada
penyelenggaraan pendidikan seumur
hidup.
4
3. Konsep pelajar seumur
hidup
Belajar seumur hidup dimaksudkan adalah
orang-orang yang sadar tentang diri
mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar baru sebagai cara yang
logis untuk mengatasi problema dan terdorong tinggi sekali untuk belajar
diseluruh tingkat usia, dan menerima
tantangan dan perubahan
seumur hidup sebagai
pemberi kesempatan untuk belajar
baru.
Dalam keadaan yang demikian perlu adanya system
pendidikan yang bertujuan membantu perkembangan orang-orang
secara sadar dan sistematik merespons untuk beradaptasi dengan lingkungan
mereka seumur hidup.
4. Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Dalam kontek ini, kurikulum
didesain atas dasar prinsip
seumur hidup
betul-
betul telah menghasilkan pelajar seumur
hidup yang secara berurutan melaksanakan
belajar seumur hidup.
Kurikulum yang demikian,
merupakan kurikulum praktis untuk mencapai
tujuan pendidikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pendidikan
seumur hidup.
D. ARAH PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
Umumnya arah pendidikan seumur hidup
diarahkan pada orang-orang dewasa dan anak-anak dalam rangka penambahan dan
ketrampilan mereka yang sangat
dibutuhkan dalam hidupnya.
1 Pendidikan seumur hidup kepada orang
dewasa
Sebagai generasi penerus , para pemuda
ataupun dewasa membutuhkan pendidikan
seumur hidup ini dalam rangka
pemenuhan “ Self interest “
yang merupakan tuntutan hidup
mereka sepanjang masa.
Diantara self interest
tersebut, kebutuhan akan baca tulis bagi mereka umumnya dan latihan ketrampilan
bagi pekerja, sangat membantu mereka untuk menghadapi situasi dan
persoalan-persoalan penting yang merupakan kunci keberhasilan.
Program kegiatan,
pembiayaan, dan administrasi penyelenggaraan ada sebagian kecil yang ditangani masyarakat
sendiri,akan tetapi disebagian besar negara hal-hal tersebut memperoleh bantuan
dari pihak luar, seperti lembaga pendidikan
tinggi, pemerintah setempat, atau suatu staf ahli dari proyek tertentu.
Tempat penyelenggaraan dan
alat - alat pendidikan
hampir sepenuhnya diserahkan pada masyarakat dengan keadaan
yang bervariasi, dari keadaan yang
sederhana sampai keadaan yang dapat memenuhi persyaratan.
2. Pendidikan seumur hidup bagi anak
Pendidikan seumur hidup bagi anak,
merupakan sisi lain yang perlu memperoleh
5
perhatian dan
pemenuhan oleh karena anak akan menjadi “tempat awal”bagi orang dewasa nantinya
dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
Pengetahuan dan kemampuan anak, memberi
peluang yang besar bagi pembangunan pada masa dewasa, dan pada
gilirannya pada masa
dewasanya menanggung beban hidup yang lebih ringan.
Proses pendidikannya menekankan pada
metodologi mengajar, karena pada
dasarnya pada diri anak harus tertanam
kunci belajar, motivasi
belajar, dan kepribadian yang kuat.
Sementara itu program kegiatan disusun
mulai peningkatan kecakapan baca
tulis, ketrampilan dasar, dan mempertinggi daya pikir anak, sehingga
memungkinkan anak terbiasa untuk
belajar, berpikir kritis, dan mempunyai pandangan kehidupan yang dicita-citakan pada masa yang akan datang.
E. IMPLIKASI PENDIDIKAN SEUMUR
HIDUP
Dengan diterimanya konsep
Pendidikan Seumur Hidup sebagai konsep dasar pendidikan maka berarti
sifat kodrati pendidikan, yaitu upaya
memperoleh bekal untuk mengatasi masalah
hidup sepanjang hidup
lebih menembus dan menjiwai penyelenggaraan semua sistem
pendidikan yang ada, yang sudah
melembaga maupun yang belum.
Pendidikan berlangsung dari masa bayi
sampai dengan pendidikan
diri sendiri pada masa manula. Pendidikan Seumur
Hidup mempunyai ciri-ciri khas,
yang diharapkan menjiwai pendidikan masa kini dan pada masa yang akan datang.
Ciri-ciri yang dimaksud adalah :
1. Pendidikan Seumur Hidup menghilangkan tembok pemisah
antara sekolah dengan
lingkungan kehiduan nyata diluar sekolah.
2. Pendidikan SeumurHidup menempatkankan kegiatan belajar sebagai bagian integral dari
proses hidup yang
berkesinambungan, sedangkan bersekolah hanya merupakan
sebagian
kecil dari keseluruhan proses belajar
yang dialami oleh seseorang selama
hidupnya.Porsi belajar di sekolah jauh
lebih kecil dibanding dengan porsi keseluruhan
proses belajar sepanjang hidup.
3. Pendidikan
Seumur Hidup lebih mengutamakan pembekalan sikap dan metode dari
pada isi pendidikan PSH
yakin bahwa isi pendidikan
senantiasa akan berubah.
Pendidikan yang
mengutamakan pemberian bekal isi sifatnya statis dan akan mudah
dilanda
keusangan. Yang lebih pokok bukan masalah apa
yang harus dipecahkan melainkan
bekal dasar apa dan pemecahan yang bagaimana harus disiapkan.
4. Pendidikan Seumur Hidup menempatkan peserta
didik sebagai individu yang menjadi
Pelaku utama di dalam proses pendidikan, yang mengarah kepada pendidikan
diri
sendiri ( self education ), autodidak yang aktif kreatif, tekun, bebas dan
bertanggung
jawab, tabah, dan tahan banting dan yang sejalan
dengan penciptaan masyarakat
gemar
belajar ( learning society ).
6
Disamping ciri-ciri
tersebut yang menjadi alasan mengapa Pendidikan Seumur Hidup perlu
digalakkan adalah juga :
1. Pada hakekatnya belajar berlangsung
sepanjang hidup.
2. Sekolah tradisional tidak dapat memberikan
bekalkerja yang coraknya semakin tidak
menentu dan cepat berubah.
3. Pendidikan
masa balita punya
peranan penting sebagai
pondasi pembentukan
kepribadian dan bagi aktualisasi
diri.Sekolah tidak dapat mengisi pendidikan di masa
balita ini dengan maksimal.
4. Sekolah tradisional menganggu
pemerataan keadilan untuk memperoleh
kesempatan
berpendidikan.
5. Biaya penyelenggaraan sekolah tradisional sangat mahal.
Sumber: documen warnet
0 Comments